Pertemuan
1
Istilah statistik berasal dari bahasa latin “status” yang
artinya suatu negara. Suatu kegiatan pengumpulan data yang ada hubungannya
dengan kenegaraan, misalnya data mengenai penduduk, data mengenai penghasilan
dan sebagainya, yang lebih berfungsi untuk melayani keperluan administrasi.
Secara kebahasaan, statistik berarti catatan angka-angka
(bilangan); perangkaan; data yang berupa angka-angka yang dikumpulkan,
ditabulasi, dikelompokkan, sehingga dapat memberi informasi yang berarti mengenai
suatu masalah, gejala atau peristiwa (depdikbud, 1994).
Menurut Sutrisno Hadi (1995) Statistik adalah untuk
menunjukkan kepada pencatatan angka-angka dari suatu kejadian atau kasus
tertentu. Selaras dengan apa yang didefinisikan oleh Sudjana (1995:2) bahwa
statistik adalah kumpulan fakta berbentuk angka yang disusun dalam daftar atau
tabel dan atau diagram, yang melukiskan atau menggambarkan suatu persoalan.
Statistika beda halnya dengan statistik, statistika yang
dalam bahasa Inggris “statistics” (ilmu statistik), ilmu tentang cara-cara
mengumpulkan, mentabulasi dan menggolongkan, menganalisis dan mencari
keterangan yang berarti dari data yang berupa angka.
Statistika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan cara-cara mengumpulkan, menabulasi, menggolong-golongkan, menganalisis,
dan mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa bilangan-bilangan
atau angka, sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan atau keputusan tertentu.
Selain itu, Statistika juga merupakan cabang ilmu matematika
terapan yang terdiri dari teori dan metoda mengenai bagaimana cara
mengumpulkan, mengukur, mengklasifikasi, menghitung, menjelaskan, mensintesis,
menganalisis, dan menafsirkan data yang diperoleh secara sistematis.
Dengan demikian, didalamnya terdiri dari sekumpulan
prosedur mengenai bagaimana cara:
· Mengumpulkan data
· Meringkas data
· Mengolah data
· Menyajikan data
· Menarik kesimpulan dan interpretasi
data berdasarkan kumpulan data dan hasil analisisnya
Sedangkan dalam dunia pendidikan, statistika membahas
tentang prinsip-prinsip, metode, dan prosedur yang digunakan sebagai cara
pengumpulan, menganalisa serta menginterpretasikan sekumpulan data yang
berkaitan dengan dunia pendidikan.
Juga dari sisi lain, Statistika dalam psikologi dimaknai
sebagai penggunaan (aplikasi) prinsip-prinsip, dasar-dasar dan
perhitungan statistik dalam menganalisa problema-problema bidang psikologi.
Fungsi dan Peranan Statistika
Statistika digunakan untuk menunjukkan tubuh pengetahuan (body
of knowledge) tentang cara-cara pengumpulan data, analisis dan penafsiran
data.
Fungsi
statistika diantaranya yakni:
· Statistik menggambarkan data dalam bentuk tertentu
·
Statistik dapat menyederhanakan data yang kompleks menjadi data yang mudah
dimengerti
· Statistik merupakan teknik untuk membuat perbandingan
· Statistik dapat memperluas pengalaman individu
· Statistik dapat mengukur besaran dari suatu gejala
· Statistik dapat menentukan hubungan sebab akibat
Sedangkan
kegunaan statistika yakni untuk:
·
Membantu penelitian dalam menggunakan sampel sehingga
penelitian dapat bekerja efisien dengan hasil yang sesuai dengan obyek yang
ingin diteliti
·
Membantu penelitian untuk membaca data yang telah terkumpul
sehingga peneliti dapat mengambil keputusan yang tepat
·
Membantu peneliti untuk melihat ada tidaknya perbedaan
antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya atas obyek yang diteliti
·
Membantu peneliti untuk melihat ada tidaknya hubungan antara
variabel yang satu dengan variabel yang lainnya
·
Membantu peneliti dalam menentukan prediksi untuk waktu yang
akan datang
·
Membantu peneliti dalam melakukan interpretasi atas data
yang terkumpul (M.Subana dkk, 2000;14)
· Pemerintah menggunakan statistika untuk menilai hasil
pembangunan masa lalu dan merencanakan masa mendatang
· Pimpinan menggunakannya untuk pengangkatan pegawai baru,
pembelian peralatan baru, peningkatan kemampuan karyawan, perubahan sistem
kepegawaian, dsb.
· Para pendidik sering menggunakannya untuk melihat
kedudukan siswa, prestasi belajar, efektivitas metoda pembelajaran, atau media
pembelajaran.
· Para psikolog banyak menggunakan statistika untuk membaca
hasil pengamatan baik melalui tes maupun obserbasi lapangan.
Di
dalam penelitian, statistika berperan untuk:
· Memberikan informasi tentang karakteristik distribusi suatu
populasi tertentu, baik diskrit maupun kontinyu. Pengetahuan ini berguna dalam
menghayati perilaku populasi yang sedang diamati
· Menyediakan prosedur praktis dalam melakukan survey
pengumpulan data melalui metode pengumpulan data (teknik sampling). Pengetahuan
ini berguna untuk mendapatkan hasil pengukuran yang terpercaya
· Menyediakan prosedur praktis untuk menduga karakteristik
suatu populasi melalui pendekatan karakteristik sampel, baik melalui metode
penaksiran, metode pengujian hipotesis, metode analisis varians. Pengetahuan
ini berguna untuk mengetahui ukuran pemusatan dan ukuran penyebaran serta
perbedaan dan kesamaan populasi.
· Menyediakan prosedur praktis untuk meramal keadaan suatu
obyek tertentu di masa mendatang berdasarkan keadaan di masa lalu dan masa
sekarang. Melalui metode regresi dan metode deret waktu. Pengetahuan ini
berguna memperkecil resiko akibat ketidakpastian yang dihadapi di masa
mendatang.
· Menyediakan prosedur praktis untuk melakukan pengujian
terhadap data yang bersifat kualitatif melalui statistik non parametrik.
Sementara
menurut Sugiyono (2003:12), statistika berperan untuk:
· Alat untuk menghitung besarnya anggota sampel yang diambil
dari suatu populasi, sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan akan lebih dapat
dipertanggungjawabkan
· Alat untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen
sebelum instrumen tersebut digunakan dalam penelitian
· Sebagai teknik untuk menyajikan data, sehingga data lebih
komunikatif, misalnya melalui tabel, grafik, atau diagram
· Alat untuk menganalisis data seperti menguji hipotesis yang
diajukan dalam penelitian.
Klasifikasi Statistika
Statistika
dapat diklasifikasikan dari beberapa klasifikasi, diantaranya:
1)
Berdasarkan Isi yang dipelajari
Dilihat dari isi yang dipelajari terbagi manjadi dua, yakni
statistika teoritis dan statistika terapan.
a. Statistika teoritis membahas secara mendalam dan
teoretis, maka yang dipelajari adalah statistika teoretis atau matematis.
Disini diperlukan dasar matematika yang kuat dan mendalam. Materi yang dibahas
antara lain; perumusan sifat-sifat, dalil-dalil, rumus-rumus dan menciptakan
model-model serta segi-segi lainnya yang teoretis dan matematis.
b. Statistika terapan yang dikenal dengan metode
statistika. Aturan-aturan, rumus-rumus, dan sifat-sifat yang telah diciptakan
oleh statistika teoretis, diambil dan digunakan mana yang diperlukan dalam
bidang pengetahuan yang sedang diminati. Jadi disini tidak dipersoalkan
bagaimana didapatnya rumusrumus, aturan-aturan ataupun sifat-sifat tersebut.
Yang terpenting dalam statistika ini bagaimana cara-cara atau metode statistika
digunakan.
2)
Berdasarkan Aktivitas yang dilakukannya
Dilihat dari aktivitas yang dilakukannya, terbagi menjadi
dua pula yakni statistika deskriptif dan statistika inferensial.
a. Statistika deskriptif adalah teknik statistik yang
memberikan informasi hanya mengenai data yang dimiliki dan tidak bermaksud
untuk menguji hipotesis dan kemudian menarik inferensi yang digeneralisasikan
untuk data yang lebih besar atau populasi. Statistik deskriptif “hanya”
dipergunakan untuk menyajikan dan menganalisis data agar lebih bermakna dan
komunikatif dan disertai perhitungan-perhitungan “sederhana” yang bersifat
lebih memperjelas keadaan dan atau karakteristik data yang bersangkutan (Burhan
Nurgiyantoro dkk, 2000;8).
Statistik deskriptif adalah statistik yang menggambarkan
kegiatan berupa pengumpulan data, penyusunan data, pengolahan data, dan
penyajian data dalam bentuk tabel, grafik, ataupun diagram, agar memberikan
gambaran yang teratur ringkas, dan jelas mengenai suatu keadaan atau peristiwa.
(M.Subana dkk, 2000;12).
Statistika deskriptif bermaksud menyajikan, mengolah dan
menganalisa data dari kelompok tertentu sebagaimana adanya dan tidak bermaksud
menarik kesimpulan-kesimpulan yang berlaku bagi kelompok-kelompok yang lebih
besar. Artinya kesimpulan yang ditarik melalui deskriptif hanya berlaku bagai
kelompok sampel yang bersangkutan tanpa dimaksudkan menarik kesimpulan yang
berlaku bagi populasi.
Ukuran statistik yang lazim digunakan untuk mendeskripsikan
karakteristik sampel ialah: ukuran kecenderungan sentral; Ukuran variasi ;
Ukuran letak; koefisien korelasi. Sekalipun statistika deskriptif ini hanya
menyajikan karakteristik sampel, namun statistika deskriptif merupakan dasar
untuk mengkaji dan melakukan inferensi karakteristik populasi.
b. Statistika inferensial adalah statistik yang berkaitan
dengan analisis data (sampel) untuk kemudian dilakukan penyimpulan (inferensi) yang digeneralisasikan kepada seluruh subyek
tempat data diambil (populasi) (Burhan Nurgiyantoro dkk, 2000;12). Statistika
inferensial adalah statistik yang berhubungan dengan penarikan kesimpulan yang
bersifat umum dari data yang telah disusun dan diolah (M.Subana dkk, 2000;12)
Statistika inferensial atau statistika induktif bermaksud menyajikan,
menganalisa data dari suatu kelompok untuk ditarik kesimpulan-kesimpulan,
prinsip-prinsip tertentu yang berlaku bagi kelompok yang lebih besar (populasi)
disamping berlaku bagi kelompok yang bersangkutan (sampel).
Statistika inferensial merupakan langkah akhir dari tugas
statistika karena dalam setiap penelitian kesimpulan inilah yang diinginkan.
Statistika inferensial harus berdasar pada statistika deskriptif, sehingga
kedua-duanya harus ditempuh secara benar agar kita mendapatkan kegunaan
maksimal dari statistika ini.
Yang masih tercakup dalam statistika inferensial adalah
statistik parametrik dan non-parametrik.
SKALA PENGUKURAN STATISTIK
1. Skala
pengukuran nominal
Karatkeristik pengukuran nominal adalah
dapat dilakukannya klasifikasi atau kategori pengamatan. Apabila digunakan
lambang bilangan pada skala nominal, maka lambang tersebut hanya sebagai label
saja.
Contoh: Jenis kelamin, agama
2. Skala
pengukuran ordinal
Skala pengukuran ordinal mempunyai dua
karakteristi yaitu
a. Dapat
dilakukannya klasifikasi pengamatan (penggolongan)
b. Dapat
dilakukannya pengurutan pengamatan
Contoh
: tingkat pendidikan
3. Skala
pengukuran interval
Mempunyai 3 karakteristik yaitu
a. Dapat
dilakukannya klasifikasi pengamatan
b. Dapat
dilakukannya pengurutan pengamatan
c. Terdapat
satuan pengukuran
Contoh
: prestasi belajar. Jika si-A mempunyai nilai 90, dan si-B mempunyai nilai 80,
maka si-A tidak hanya mempunyai nilai yang lebih tinggi dari si-B, tetapi juga
mempunyai nilai 10 titik lebih tinggi dari si-B.
Pada
skala ini tidak dapat dibuat perbandingan. Sebagai contoh si-A mempunyai nilai
80 dan si-B 40, maka tidak lazim jika dikatakan si-A dua kali lebih pandai
daripada si-B.
4. Skala
pengukuran rasio
Mempunyai 4 karakteristik yaitu
a. Dapat
dilakukannya klasifikasi pengamatan
b. Dapat
dilakukannya pengurutan pengamatan
c. Terdapat
satuan pengukuran
d. Dapat
dilakukannya perbandingan pengukuran da nada nilai nol mutlak
Contoh
: berat benda
0 komentar:
Posting Komentar